Saturday, August 9, 2014

Nasehat Perkawinan

1. KETIKA AKAN MENIKAH. Janganlah mencari
isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita.
Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi
anak-anak kita

2. KETIKA MELAMAR. Anda bukan sedang
meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi
meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si
gadis

3. KETIKA AKAD NIKAH. Anda berdua bukan
menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah
di hadapan Allah

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN. Catat dan hitung
semua tamu yang datang untuk mendoakan
anda, karena anda harus berfikir untuk
mengundang mereka semua dan meminta maaf
apabila anda berfikir untuk BERCERAI karena
menyia-nyiakan doa mereka

5. SEJAK MALAM PERTAMA. Bersyukur dan
bersabarlah. Anda adalah sepasang anak
manusia dan bukan sepasang malaikat

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA.
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak
melalui jalan bertabur bunga, tapi juga semak
belukar yang penuh onak dan duri

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG. Jangan
saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru
semakin erat berpegang tangan

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK. Cintailah isteri
atau suami anda 100%

9. KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK. Jangan bagi
cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda,
tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan
cintai anak-anak anda masing-masing 100%.

10. KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM
MEMBAIK. Yakinlah bahwa pintu rizki akan
terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat
ketaatan suami & isteri

11. KETIKA EKONOMI MEMBAIK. Jangan lupa
akan jasa pasangan hidup yang setia
mendampingi kita semasa menderita

12. KETIKA MENDIDIK ANAK. Jadilah teladan yang
baik bagi anak-anak dalam kehidupan rumah
tangga

13. KETIKA ANDA ADALAH SUAMI. Boleh
bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa
untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila
isteri membutuhkan pertolongan Anda

14. KETIKA ANDA ADALAH ISTERI. Tetaplah
berjalan dengan gemulai dan lemah lembut,
tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua
pekerjaan.Orang tua yang baik adalah orang tua
yang tidak pernah marah kepada anak, karena
orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur
kepada anak

15. KETIKA ANAK BERMASALAH. Yakinilah bahwa
tidak ada seorang anakpun yang tidak mau
bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah
anak yang merasa tidak didengar oleh orang
tuanya.

16. KETIKA ADA PIL. Jangan diminum, cukuplah
suami sebagai obat.

17. KETIKA ADA WIL. Jangan dituruti, cukuplah
isteri sebagai pelabuhan hati.

19. KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K: Ketaqwaan, Kasih sayang, Kesetiaan, Komunikasi, Keterbukaan, Kejujuran dan Kesabaran.

http://goo.gl/cC0tvD

Friday, September 3, 2010

Sebuah Pinta Seorang Istri

Kadangkala mungkin tergambar di benak fikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih diriku menjadi pasanganmu. Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu denganku, terkadang ku takut perasaan cintamu berubah menjadi benci, limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan, dan ketenangan pun berubah menjadi ketegangan.
Suamiku…..

Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan. Waktu di rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu. Terkadang ku cari perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, “Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka.” Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.

Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun menjawab, “Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.

Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, “Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian.” Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.
Duhai Suamiku…

Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, “Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.” [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.

Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.

Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini…
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku,
jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Amin ya rabbal alamin.

sumber : dari FB seorang teman dari http://www.facebook.com/l/296ee;sigitsetiawan.wordpress.com

Renungan Jumat pagi

1) Jika anda tinggal di rumah yang baik , memiliki cukup makanan & dapat membaca maka anda adalah bagian dari kelompok terpilih

2) Jika anda bangun pagi ini & merasa sehat, maka anda lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup minggu ini

3) Jika anda tidak pernah merasakan bahaya perang, kesepian karena dipenjara, kesakitan karena penyiksaan atau kelaparan, maka anda berada selangkah lebih maju dibandingkan 500 juta orang di dunia .

4) Jika anda dapat menghadiri pertemuan politik atau keagamaan tanpa merasa takut akan dilecehkan, ditangkap, disiksa atau mati, maka anda beruntung karena lebih dari 3 milyar orang di dunia ini tidak dapat melakukannya

5) Jika anda memiliki makanan di lemari pendingin, baju2 di lemari pakaian & memiliki atap yang menaungi tempat anda beristirahat, maka anda lebih kaya dari 75% penduduk di dunia ini.

6) Jika anda memiliki uang di bank, di dompet & mampu membelanjakan sebagian uang untuk menikmati hidangan di restoran, maka anda merupakan anggota dari 8% kelompok orang2 kaya di dunia

7) Jika orang tua anda masih hidup & menikmati kebahagiaan kehidupan pernikahan mereka , maka anda termasuk salah satu dari kelompok orang2 yang dikategorikan langka

8) Jika anda mampu menegakkan kepala dengan senyuman di bibir & merasa benar2 bahagia, maka anda memiliki keistimewaan tersendiri karena sebagian besar orang tidak memperoleh kenikmatan tersebut

9) Jika anda dapat membaca pesan ini, maka anda baru saja menerima karunia ganda karena seseorang memikirkan anda & anda jauh lebih beruntung dibandingkan lebih dari 1 milyar orang yang tidak dapat membaca sama sekali

Semoga anda menikmati hari yang indah ini

Hitunglah karunia keberuntungan anda & sampaikan hal ini kepada orang lain untuk mengingatkan bahwa sebenarnya kita adalah ORANG2 YANG SANGAT BERUNTUNG.

"Maka Nikmat Tuhanmu mana yang engkau dustakan"

Dengan BERSYUKUR kita akan lebih menikmati hidup yang hanya sebentar ini..

Menikah Lebih Baik Daripada Melajang

Ketahuilah! Bahwa Allah dan Rasul-Nya telah mengutamakan nikah dan memberikan dorongan yang kuat untuk menuju ke sana. Allah Ta'ala berfirman,
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. Al-Ruum: 21)
Di antara bentuk kesempurnaan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kesempurnaan hikmah-Nya adalah Allah tidak menciptakan makhluk hanya sejenis. Setiap sesuatu telah Dia ciptakan dalam kondisi berpasang-pasangan, supaya kehidupan ini bisa terus berlanjut. Di antaranya manusia, Allah telah menciptakan mereka dalam jenis laki-laki dan perempuan agar tercipta cinta dan kasih sayang serta agar lahir keturunan sehingga terjaga keberlangsungan hidup.
Sedangkan orang yang menyeru dilegalkannya kawin sesama sejis berarti melawan qadrat yang sudah Allah tetapkan dan melanggar fitrah lurus yang dimiliki manusia normal.
Ini semua menunjukkan urgensi pernikahan dan metovasi untuk menikah. Kalau bukan karena ini, tentu makhluk hidup cukup sejenis saja. Akan tetapi, Allah dengan hikmah-Nya yang luar biasa mengatur apa saja dengan rapi dan indah tidak melakukan demikian. Dia ciptakan berpasangan dan Dia perintahkan juga menikah sebagai jalan termormat untuk mendapatkan keturunan.
Allah Ta'ala berfirman,
فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلَّا تَعُولُوا
"Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. Al-Nisa': 3)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Nuur: 32)
Anjuran Menikah dalam Hadits
Dalam khazanah hadits Nabi Sٍhallallahu 'ِِAlaihi Wasallam, terdapat banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan menikah. Berikut ini beberapa yang dapat kami sebutkan:
Pertama, Hadits Ibnu Mas'ud, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu dapat menjadi tameng baginya (melemahkan syahwat)." (Muttafaq 'alaih)
Hadits shahih ini menjadi sandaran dalam masalah ini. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajak bicara para pemuda umat ini, kapan sajadan dan mereka, yang sudah memiliki kemampuan menikah, agar segera menikah. Kemudian beliau menjelaskan pengaruh dan manfaatnya, yaitu menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Keduanya merupakan sesuatu yang paling penting untuk dijaga oleh setiap orang. Sebab, mata dan kemaluan merupakan pintu masuk utama bagi setiap keburukan. Mata itulah yang melihat dan kemudian menimbulkan hasrat dan angan-angan. Sedangkan kemaluan yang membenarkan atau mendustakannya.
Dalam memahami kata al-ba'ah dalam hadits di atas ada beberapa pendapat. Ada yang memahaminya sebagai sebagai kemampuan untuk menikah, ada yang memahami lain sebagai kemampuan untuk berjima'; dan ada yang memahami sebagai kemampuan untuk memberi nafkah. Dan sebenarnya, kata ba'ah bisa mencakup ketiga-tiganya.
Al-Ba'ah bisabermakna kemampuan menikah, kemampuan berjima', dan kemampuan memberi nafkah.
Hadits di atas menunjukkan dengan jelas akan kewajiban menikah bagi yang sudah mampu. Sebab, lafadz, hadits menggunakan bentuk perintah, yaitu fal-yatazawwaj (maka hendaklah menikah).
Hadits juga menunjukkan larangan melajang, seperti yang bisa kita pahami berdasarkan lahiriyah kalimat dalam hadits. Hadits di atas juga menunjukkan haramnya kebiri, karena hadits memberikan alternatif bagi yang belum mampu menikah agar berpuasa.
Kedua, hadits shahih dari Sa'ad bin Abi Waqqash radliyallah 'anhu, bahwa dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak memperkenankan Utsman bin Mazghun untuk melajang. Kalau saja beliau membolehkan hal itu, tentu kami akan melakukan pengebirian." (HR. Bukhari)
Al-Bukhari memasukkan hadits ini dalam shahihnya di bawah bab "Melajang dan mengebiri yang tidak disukai."
Ketiga, diriwayatkan dari samurah bin Jundub, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melarang melajang.
Pernah ada tiga orang yang datang menghadap Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu salah seorang dari mereka berkata, "Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah." Nabi Kemudian bersabda; "Demi Allah aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya, akan tetapi aku ini berpuasa dan juga berbuka, mengerjakan shalat malam dan juga tidur, serta menikahi beberapa wanita. Maka, barangsiapa benci terhadap sunnahku, dia bukan bagian dari umatku." (HR. Bukhari)
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan bahwa kebencian untuk menikah tanpa ada alasan syar'i, bahkan dalam rangka ta'abbud kepada Allah, merupakan bentuk kebencian kepada sunnah yang mulia serta sebagai bentuk kejahilannya terhadap petunjuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Lalu, bagaimana dengan orang yang tidak menikah karena alasan yang tidak jelas kemudian memenuhi birahinya dengan berzina atau melakukan onani dan mansturbasi? Mereka telah melakukan perbuatan yang keji dan hina yang bisa merusak kehormatan wanita, menciderai nasab, dan merusak kelangsungan hidup manusia.
Keempat, dalam riwayat Ibnu Umar, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ
"Nikhilah wanita-wanita yang penyayang lagi subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya jumlah kalian pada hari kiamat nanti di hadapan umat-umat yang lain." (HR. Abu Dawud dan Nasai)
Hadits ini juga menganjurkan kepada kaum muslimin untuk menikah dan memperbanyak anak. Mafhum mukhalafahnya, sangat dilarang untuk membujang tanpa dan membatasi anak tanpa sebab yang syar'i.
Perhatian Ulama Salaf Terhadap Nikah
Kaum salaf sangat antusias untuk menikah, karena mereka mengetahui adanya kebaikan yang banyak dan pahala yang besar di dalamnya.
Ibnu Mas'ud Radliyallah 'Anhu berkata, "Kalau saja aku belum terlalu tua seperti ini, tentu aku ingin agar di sisiku ada seorang istri." (Diriwayatkan Ibnu Syaibah (III/453-454 dengan sanad yang shahih)
Ibnu 'Abbas Radliyallah 'Anhu pernah bertanya kepada Sa'id bi Zubair, "Apakah engkau telah menikah?' Dia menjawab, "Belum." Ibnu 'Abbas lalu berkata kepadanya,
فَتَزَوَّجْ فَإِنَّ خَيْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ أَكْثَرُهَا نِسَاءً
"Menikahlah, karena sebaik-baik umat ini adalah paling banyak istrinya." (HR. al Bukhari, no. 4681)
..Tidaklah seseorang itu berbuat zina melainkan akan dicabut darinya cahaya Islam. Jika Allah menghendaki bisa mengembalikan cahaya itu atau tidak mengembalikannya."
Ibnu 'Abbas pernah berkata kepada anak-anaknya, "Sesungguhnya kalian nampak sudah dewasa dalam memandang seorang wanita. Karena itu, siapa di antara kalian yang saya nikahkan, akan segera saya nikahkan. Tidaklah seseorang itu berbuat zina melainkan akan dicabut darinya cahaya Islam. Jika Allah menghendaki bisa mengembalikan cahaya itu atau tidak mengembalikannya."
Thawus bin Kisan berkata, "Tidak akan sempurna ibadah seorang pemuda hingga dia menikah."
Ibrahim bin Maisarah berkata, "Thawus pernah berkata kepadaku, 'Engkau mau menikah, atau akan aku katakan kepadamu perkataan yang pernah diucapkan Umar kepada Abu al-Zawa'id, "Tidak ada yang menghalangimu untuk menikah kecuali kelemahan atau dosa."
"Tidak ada yang menghalangimu untuk menikah kecuali kelemahan atau dosa." Umar bin Khathab
Imam Ahmad bin Hambal berkata, "Tidak ada sesuatu yang lebih baik untuk dimiliki seorang wanita daripada seorang suami, dan tidak sesuatu yang lebih baik untuk dimiliki seorang laki-laki daripada seorang istri."
Beliau juga berkata, "Hidup melajang sama sekali bukan bagian dari Islam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri lima belas wanita dan wafat dalam keadaan meninggalkan sembilan orang istri." Selanjutnya beliau berkata lagi, "Seandainya Bisyr bin al-Harits menikah, tentu urusannya menjadi sempurna." (Al-Wara' karaya Al-Khalal hal. 93-94 ketika berbicara mengenai Imam Ahmad)
Riwayat-riwayat dalam masalah ini sangat banyak, namun yang telah disebutkan di atas kiranya sudah mencukupi untuk memotifasi menikah, bahwa menikah lebih baik daripada melajang. (PurWD/voa-islam)
Oleh: Purnomo WD

Maju dan Tegarlah Berkat Kritikan!!

KRITIK. Kata yang tidak semua dari kita menyukainya, apalagi bila kritikan pedas yang diarahkan kepada kita itu tidak melihat situasi dan kondisi. Apapun yang dilakukan oleh manusia, baik ataupun buruk, itu tak lepas dari yang namanya kritikan. Aktivitas baik pun akan membuahkan kritikan, apalagi aktivitas buruk. Pengkritik tidak selamanya salah, namun tidak selamanya benar.
Terkadang maksud mengkritik itu baik, dengan tujuan agar seseorang mau membenahi diri, tetapi penyampaian kritik yang kurang tepat dapat dengan mudah membuat salah paham dan menghasilkan respon yang tidak baik dari pihak yang dikritik.
Terkadang pula kondisi hati yang lagi bad mood membuat orang salah persepsi dalam menilai sebuah kritikan. Misalkan teman anda berjerawat di keningnya, lalu anda menciumnya dengan maksud menunjukkan kasih sayang yang anda miliki pada teman tersebut, namun karena jerawat itu sakit bila disentuh, maka ciuman pada teman anda tersebut dapat menimbulkan reaksi marah. Maksud hati baik, namun kondisi tidak tepat, sehingga akan menimbulkan kejadian yang berakibat fatal.
Ada banyak tujuan maksud orang mengkritik, bisa karena peduli terhadap anda, juga sebaliknya, ada pula kritikan yang bersifat menjatuhkan. Anda bisa mendeteksinya dari pesan yang terkandung dari kritiknya dan dari adab dalam mengkritik. Jika mempunyai tujuan baik, pengkritik akan memilih menyampaikan kritik melalui cara yang santun dan bukan di tempat umum. Cara ini lebih cenderung akan membuat pihak yang dikritik bisa menerima dengan lapang dada, sepedas apapun kritik yang disampaikan. Namun jika kritikan tersebut di tempat umum, itu bisa membuat pihak yang dikritik tersinggung dan marah.
…Ada banyak tujuan maksud orang mengkritik, bisa karena peduli terhadap anda, juga sebaliknya, ada pula kritikan yang bersifat menjatuhkan…
Banyak cara menguatkan diri saat menghadapi kritikan, dan anda bisa menjadikan kritikan sebagai karunia besar dari Allah Yang Maha Rahman, antara lain:
1. Hadapi kritikan dengan sabar dan ikhlas
Anda semua tentunya tahu sejarah Rasul yang mulia saat mendakwahkan Islam ke bani Thaif. Saat itu istri tercinta beliau, Khadijah belum lama wafat. kesedihan menghampiri beliau, dan saat mendakwahkan Islam rahmatan lil ‘alamin, bukannya hal baik yang beliau terima, namun umpatan, makian dari warga yang terjadi saat itu, namun dengan penuh kesabaran Rasulullah bertahan dengan situasi yang pedih itu. Subhanallah, sebuah teladan yang sempurna bagi umatnya.
2. Jadikan kritikan sebagai training gratis untuk menguatkan kepribadian
Sekarang ini telah banyak diadakan seminar dan workshop pengembangan kepribadian oleh beberapa lembaga seperti Quantum Ikhlas, dll. Bahkan pembicara dari lembaga sejenis itu juga sudah merambah hingga ke luar negeri. Beberapa kali seminar seperti itu diadakan di negeri beton, dengan menghadirkan pembicara dari Indonesia, peserta selalu membludak. Walaupun biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit, tapi banyak peminat karena ingin ada peningkatan kualitas berpikir. Peserta harus mengikuti serangkaian program dan aturan yang ditentukan oleh pembicara.
Apa hubungannya antara kritik dengan seminar di atas?
Jika seminar di atas dilakukan berdasarkan pertimbangan yang matang, terencana, dan mengeluarkan uang, tapi hal ini tidak berlaku untuk sebuah kritik yang anda terima. Kritik itu bersifat spontan dari orang, tanpa diminta, anda bisa menjadikan kritikan dari orang lain untuk meningkatkan kekebalan mental secara gratis, maknai sebuah kritikan itu sebagai jembatan pembentukan pribadi yang kuat dan matang, jangan dipahami secara negatif yang dapat mengakibatkan semangat anda tercuri.
3. Nikmati kritikan-kritikan itu
Anda pasti tahu buah durian, aromanya yang menyengat membuat orang tidak tahan, namun rasa buahnya yang manis membuat lidah ingin mencicipinya. Jika anda termasuk orang yang tidak menyukai aroma durian, tapi menyukai rasa buahnya, cara paling efektif untuk memakannya adalah, nikmati saja rasa kelezatan buah durian, jangan fokus mencium baunya yang membuat anda ingin lari menjauhi. Begitupun sebuah kritikan, jangan fokus pada pedas dan menyakitkannya sebuah kritikan, tapi nikmati saja kritikan itu dengan santai, jadikan pembelajaran untuk menguatkan kesabaran.
…Jangan fokus pada pedas dan menyakitkannya sebuah kritikan, tapi nikmati saja kritikan itu dengan santai, jadikan pembelajaran untuk menguatkan kesabaran…
4. Berterima kasih pada pengkritik
Sulit memang menyembunyikan rasa kecewa bila dikritik oleh orang lain, tapi orang-orang yang berjiwa besar tidak menjadikan sebuah kritikan itu sebagai penghalang cita-citanya. Pepatah mengatakan,
‘Berterima kasihlah pada orang yang telah menjatuhkan anda, karena ia telah menguatkan kemampuan anda’. ‘Berterima kasihlah pada orang yang telah mengecam anda, karena ia telah menumbuhkan ketenangan dan kebijaksanaan anda’.
Jadi, makna kritikan itu hendaknya dipahami sebagai alat untuk menambah kebijaksanaan, kearifan, kedewasaan dalam menambah kualitas diri, bukan dipahami sebagai alat yang bersifat menjatuhkan.
You are what you think, anda sebesar perasaanmu.
Orang-orang besar seperti Thomas Alva Edison selalu menuai kritikan sewaktu proses melakukan riset, tetapi tidak pernah membuka telinga terhadap kritik yang dapat menjadi boomerang dalam meraih mimpinya.
5. Anda adalah nahkoda bagi hidup anda
Allah menganugerahkan hidup ini dengan sebaik-baik bentuk takdir, membekali kita akal yang berfungsi untuk berpikir, membedakan sesuatu yang baik dan buruk.
Anda bisa mendayagunakan anugerah Allah tersebut, hendak ke mana hidup ini anda bawa saat mengemudikan perahu anda, menuju pulau mimpi, tetapi di tengah perjalanan datanglah orang yang melubangi perahu anda, agar bocor dan air masuk ke dalam perahu anda. Apakah anda akan membiarkan orang tersebut menenggelamkan perahu anda, atau anda mencegah orang tersebut? Begitulah hidup, anda harus mempunyai serangkain mimpi/cita-cita, namun, janganlah mudah membiarkan orang lain merobek mimpi anda.
…Tak perlu takut atau marah terhadap kritik, jika anda yakin bahwa jalan yang di tempuh itu benar, teruslah melangkah…
6. Kritik itu sesuatu yang wajar
Kritik itu pasti akan mengikuti selama manusia itu bernafas, jadi tidak perlu fokus pada kritikan yang bersifat melemahkan, pepatah mengatakan, ’Tak seorang pun pernah meraih kesuksesan tanpa terlebih dahulu harus menggung hujan kritikan yang melemahkan hati dari kawan maupun lawan’, So tetap semangat terhadap segala kritik.
Jadi tidak perlu takut atau marah terhadap kritik, jika anda yakin bahwa jalan yang di tempuh itu benar, teruslah melangkah. [Yuli Anna Pendamba Surga/voa-islam.com]

Keutamaaan Menahan Marah

Tak lama lagi, Insya Allah kita akan memasuki bulan suci penuh berkah yaitu Ramadhan. Semoga Allah masih memberi kita kesempatan untuk kembali berjumpa dengan Ramadhan dan dapat menyempurnakan amal ibadah sepanjang bulan itu maupun setelahnya.

Selama Ramadhan kita tidak hanya akan menahan lapar dan dahaga namun juga menahan hawa nafsu. Salah satu hawa nafsu yang negatif adalah Marah. Kiranya diperlukan kiat-kiat untuk mengelola emosi negatif ini agar tidak membawa keburukan pada kita dan menodai Ibadah shaum kita.

Al Hafizh Ibnu hajar berkata : “sebagian ulama mengatakan bahwa Allah menciptakan Marah dari api neraka dan menjadikannya tabiat bagi manusia”

Al Hafizh Ibnu hajar berkata : “sebagian ulama mengatakan bahwa Allah menciptakan Marah dari api neraka dan menjadikannya tabiat bagi manusia”
Al Hafizh Ibnu Rajab al Hanbali mengatakan : “ Marah itu adalah gejolak hati untuk menolak bahaya yang akan menimpa atau membalas gangguan yang didapat setelah kejadian”
Marah bisa berimbas pada perbuatan-perbuatan yang diharamkan semisal membunuh, memukul atau berupa perkataan yang diharamkan seperti tuduhan dusta cacian, perkataan kotor, bahakn sampai paa tingkat kekufuran.

“Marah itu dari Setan”(H.R Abu Dawud no.4152)

Karena orang yang marah itu berada dalam keadaan di luar keadaan normal, berkata yang bathil, berbuat tercela, menginginkan kedengkian,perseteruan dan perbuatan-perbuatan tercela. Semua itu dapat timbul akibat Marah.

Macam-macam Marah :

1. Marah yang tercela

Yaitu marah dalam perkara duniawi, marah yang tidak pada tempatnya, bukan untuk kebenaran tetapi hanya mengikuti hawa nafsu.

2. Marah yang Terpuji

yaitu Marah karena Allah dan untuk kebenaran. Bahkan hal ini lebih dituntut lagi ketika syariat allah dilanggar.

Keutamaan Menahan Marah

1. Dipuji Allah dan rasulNya
Allah dan RasulNya Muhammad memuji orang yang dapat mengendalikan nafsunya ketika marah dan suka memberi maaf kepada orang lain.

Firman Allah :
“ Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf” (Q>S> As-Syura (42) : 370

“ Barang siapa menahan marahnya padahal dia sanggup untuk melampiaskannya, maka kelak Allah akan memanggilnya pada hari Kiamat di hadapan segala makhluk sehingga ia diberi hak memilih bidadari yang disukainya”(H.R Tirmidzi no.1944)

2. Allah mencintainya.
“Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan keslaahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”
(Q.S. Ali Imran 3 : 134)

Demikian pula Rasulullah bersabda :
“ Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah sifat pemaaf kepada seseorang hamba kecuali akan menjadikannya mulia dan tidaklah seorang hamba rendah hati karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya” ( H.R Muslim 2588. Tirmidzi 2029, Ahmad 2/235, Malik 2/1000, Darimi 1683)

3. Menaati wasiat Rasulullah.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw, ‘berilah wasiat kepadaku” Sabda nabi : “Janganlah engkau mudah marah” Maka diulanginya lagi permintaan itu beberapa kali. sabda Beliau : “ janganlah engkau mudah marah” ( H.R. Bukhari).

Boleh jadi nabi memberikan nasihat itu karena mengetahui bahwa laki-laki tersebut adalah orang yang sering/mudah marah, sehingga nasihat ini sungguh ditekankan kepadanya. Namun Betapa pentingnya nasihat itu bagi orang lain juga, terlihat dari diulanginya beberapa kali permintaan itu.

4. Termasuk Orang yang ‘Kuat’

Rasulullah bersabda :
“ Bukanlah dikatakan orang kuat karena dapat membanting lawannya, tetapi orang yang kuat ialah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya di waktu marah” (Hadits Riwayat Bukhari no. 5649)

Jadi, tolok ukur kekuatan bukanlah pada kekuatan fisik, namun pada kekuatan menahan jiwanya ketika marah tidak terpancing tipu daya setan.

Imam Nawawi mengatakan : “Ini adalah keutamaan yang terpuji, sedikit sekali orang yang mampu berhiasa dengan akhlaq yang mulia ini’ (Syarah Shahih Muslim 16/124)

5. Dijauhkan dari murka Allah.

Berdasarkan Riwayat Hasan al-Bashri berkata : “Empat perkara barangsiapa ada pada dirinya Allah akan menjaganya dari setan dan diharamkan masuk Neraka : yaitu orang yang mampu menahan jiwanya ketika berharap, takutm bernafsu dan marah” (Jami’ul Ulum wal hikam 1/368)

6. Masuk Surga

berdasarkan Hadits Abu Darda berkata : ada seseorang yang mendatangi rasulullah dan bertanya : “Wahai Rasulullah tunjukilah aku sebuah amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam Surga!” Rasulullah menjawab : “janganlah Marah, dan bagimu Surga”

Kiat meredam Marah

1. Berdoa

2. Dzikrullah

3. Mengucapkan ta’awudz

“Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang bila diucapkan maka hilanglah marahnya, yaitu A’uudzu billahi minasy syaithonirrajiim” Hadits Riwayat Tirmidzi no.3374:

Karena sesungguhnya setanlah yang mendorong manusia untuk marah. Setan selalu membelokkan manusia dari hal-hal yang terpuji dan menjauhkan manusia dari kerihaan Allah, maka ucapan A’udzu billahi minasy syaithonirrajiim adalah senjata yang paling ampuh untuk menolak tipu daya setan ini.

4. Mengubah posisi tubuh

Jika sedang berdiri, maka duduklah. Jika sedang duduk berbaringlah. Jika belum hilang juga marahnya tinggalkan tempat.

5. Memberi maaf

6. Jangan Turuti marahnya

Semoga Allah melindungi kita dari rasa marah dan memberikan kekuatan serta kesabaran kepada kita untuk melawan rasa marah dan mudah memaafkan kekurangan dan kesalahan orang lain. (Prima Yuniarti/voa-islam)

Masuk Surga Tanpa Hisab. Mau ?

Banyak Jalan menuju Surga, namun ternyata lebih banyak persimpangan pula menuju Neraka. Setiap manusia yang beriman atau percaya pada kehidupan setelah mati, tentu mendambakan masuk Surga karena demikian besarnya kenikmatan yang digambarkan oleh Allah dalam Al Qur’an tentang Surga. Gambaran yang tak mungkin terjangkau oleh Indera manusia karena sesungguhnya kenikmatan surga jauh melampaui yang mampu dibayangkan oleh manusia.
Ternyata masuk surga juga punya jalur Khusus, dimana ada golongan manusia yang bisa masuk Surga tanpa hisab
Ternyata masuk surga juga punya jalur Khusus, dimana ada golongan manusia yang bisa masuk Surga tanpa hisab ( perhitungan amal ). Setiap manusia yang mendambakan Surga tentu sangat menginginkan hal tersebut. Kalau ada jalan pintas, mengapa kita harus melalui jalan yang panjang dan berliku? Tapi apakah jalan pintas itu selalu mulus dan mudah? Jawabannya adalah : belum tentu.
Yuk kita simak siapa saja yang termasuk golongan orang-orang yang masuk surga tanpa hisab! Supaya kita dapat bermuhasabah, menghitung diri, apakah kita sudah tergolong di dalamnya ? atau jika belum, semoga masih ada kesempatan bagi kita untuk berusaha sekuat kemampuan menjadi salah satu dari orang-orang yang beruntung itu.
1. Mereka yang lurus/ kokoh aqidahnya, murni niatnya karena allah, bersih fitrah-nya, jujur nuraninya dan senantiasa berpegang teguh kepada kitab Allah (Al-qur’an) dan sunnah Nabinya.
2. Orang-orang yang tidak mengobati lukanya dengan besi panas (melakukan Kay). Menempelkan besi panas pada luka biasa digunakan sebagai pengobatan, dengan menempelkannya pada luka dengan tujuan membakar dan menghentikan / menutup aliran darah, sebenarnya ada 4 hukumnya yaitu yang melarang, yang membolehkan dalam kondisi tertentu, yang memuji orang yang meninggalkannya, dan yang menganjurkan untuk tidak menggunakannya sama sekali atau membencinya. Dari beberapa hadits yang berhubungan dengan pengobatan cara ini terlihat bahwa rasulullah saw pernah melakukannya, tidak menyukainya, memuji orang yang tidak menggunakannya, dan kemudian melarang penggunaannya.
3. Mereka yang bertawakkal kepada Allah.
Di dunia tawakkal adalah obat untuk semua penyakit, di akhirat merupakan salah satu syarat utama untuk masuk surga.
Allah berfirman :
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيراً
"Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya" ( Al Furqan : 58)
4. “Pembawa” Al-Quran.
Yang dimaksud adalah orang yang membacanya di waktu siang dan malam hari, mempelajari dan mengajarkannya serta mengamalkannya semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT.
5. Ulama.
6. Orang-orang yang memiliki keutamaan.
7. Orang-orang yang sabar.
8. Orang-orang yang selalu menahan amarahnya dan memaafkan orang lain.
9. Syuhada.
10. Orang-orang miskin dari umat Muhammad.
11. Orang-orang yang suka meringankan beban orang lain.
12. Para muazin.
13. Mereka yang mengerjakan sholat pada waktunya.
14. Mereka yang selalu menerima apapun ketetapan Allah dengan rela hati.
15. Orang-orang yang rajin berzikir.
Mudah-mudahan segala amal yang kita lakukan yang meliputi usaha fisik maupun ruhani, kini dapat lebih kita fokuskan untuk menggapai SurgaNya Allah melalui satu atau beberapa jalan pintas yang telah disebutkan di atas dan semoga Allah mudahkan kita untuk istiqomah dalam menjalaninya. Laa haula walaa quwwata illa billah.(prima yuniarti/voa-islam.com